7.MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan
Teknik Aplikasinya
1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
pertama kali
dikembangkan oleh Aronson,dkk. Dengan langkah aplikasinya sebagai berikut :
Ø
Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa
kelompok,dengan setiap kelompok terdiri 4-6 siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi,sedang,dan rendah , serta jika
mungkin anggota berasal dari ras,budaya,suku yang berbeda tetap mengutamakan
kesetaraan jender. Kelompok ini disebut kelompok asal.jumlah anggota dalam
kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan
dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam
tipe jigsaw ini,setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi
dari pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama
belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli ( Counterpart
Group/CG).
Dalam kelompok ahli,siswa mendiskusikan bagian materi
pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada
temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut
kelompok jigsaw ( gigi gergaji )
Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa, dan materi
pembelajaran yang dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5
bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli
yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap
anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang
telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi
kelompok baik yang dilakukan oleh kelompok ahli maupun kelompok asal.
Ø
Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun
asal,selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang
telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran
yang telah di diskusikan.
Ø
Guru memberikan kuis secara individual.
Ø
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Ø
Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi
menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
Ø
Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan tipe
jigsaw untuk belajar materi baru, perlu dipersiapkan suatu tuntutan da nisi
materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ( Number Heads Together )
Pembelajaran
tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993). Pada umumnya NHT digunakan
untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Langkah-langkah
penerapan tipe NHT :
Ø
Guru menyampaikan materi pembelajaran atau
permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
Ø
Guru memberikan kuis secara individual kepada
siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
Ø
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok,
setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok diberi nomor atau nama.
Ø
Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan
bersama dalam kelompok.
Ø
Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut
salah satu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu
siswa yang ditujuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok.
Ø
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
Ø
Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara
individual.
Ø
Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui
skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
3. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievement
Division )
Model
pembelajaran tipe STAD yang digunakan untuk mendukung dan memotivasi siswa
mempelajari materi secara berkelompok. Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin
(1995) dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Lima tahapan
tipe STAD :
Ø
Tahapan penyajian materi, yang mana guru memulai
dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu
siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan
apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah
dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki. Lamanya penyajian materi bergantung dengan kekompakan materi yang akan dibahas.
Dalam pengembangan materi pembelajaran perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut
:
a.
Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan
apa yang dipelajari siswa dalam kelompok.
b.
Menekankan bahwa belajar memahami makna,dan
bukan hafalan.
c.
Memberikan umpan balik sesering mungkin untuk
mengontrol pemahaman siswa.
d.
Memberikan penjelasan mengapa jawaban itu benar
atau salah.
Ø
Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap
siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang harus dipelajari. Dalam kerja
kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian
agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas dan satu lembar
dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai
fasilitator dan motivatior kegiatan tiap kelompok.
Ø
Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual,mengenai
materi yang telah dibahas. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan,
yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok dan tes
dilaksanakan secara tertulis melalui tatap muka dikelas.
Ø
Tahap perkembangan skor perkembangan individu,
dihitung berdasarkan pada skor tes awal. Berdasarkan skor tes awal setiap siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan yang sama untuk
memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang
diperolehnya. Perhitungan perkembangan skor individu dimaksuid agar siswa
terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD :
·
Guru menyampaikan materi pembelajaran atau
permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
·
Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara
individual sehingga akan diperoleh skor awal.
·
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (
tinggi,rendah dan sedang ). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari
suku,ras.budaya yang berbeda tetapi tetap mementingkan kesetaraan jender.
·
Bahan materi yang telah dipersiapkan
didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi.
·
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap
individual.
·
Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor
dasar ke skor kuis berikutnya.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ( Team Accelerated Instruction
)
Pembelajaran
kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan
keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini
dirancang untuk mengamati kesulitan belajar siswa secara individual.ciri khas
pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual dibawa ke
kelompok-kelompok uintuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
kelompok.dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban
sebagai tanggung jawab bersama.
Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe TAI :
Ø
Guru
memberikan tugas kepada kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Ø
Guru memberikan kuis secara individual kepada
siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
Ø
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda ( tinggi,rendah
dan sedang ). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari suku,ras.budaya yang
berbeda tetapi tetap mementingkan kesetaraan jender.
Ø
Hasil
belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam
diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu
kelompok.
Ø
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman,mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang
telah dipelajari.
Ø
Guru memberikan kuis kepada individual.
Ø
Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor
dasar ke skor kuis berikutnya.
5. Model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share
Dekemukaan oleh
Frank Lyman ( 1995). Merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu
mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam
setting kelompok kelas secara keseluruhan.Think-Pair-Share memiliki prosedur
yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu yang lebih banyak
untuk berpikir,menjawab,dan saling membantu satu sama lain.
Langkah-langkah
pelaksanaan antara lain :
Ø
Guru menyampaikan inti materi atau kompetensi
yang ingin dicapai.
Ø
Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau
permasalahan yang disampaikan guru.
Ø
Siswa diminta berpasangan dengan teman sebayanya dan mengutarakan hasil
pemikirannya masing-masing.
Ø
Guru memimpin pleno kecil diskusi,tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
Ø
Berawal dari kegiatan tersebut,guru mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkap
siswa.
Ø
Guru memberikan kesimpulan.
Ø
Penutup.
6. Model pembelajaran kooperatif PICTURE AND PICTURE
Tipe ini
digunakan untuk media gambar dalam proses pembelajarannya yaitu dengan cara
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Langkah-langkah
pelaksanaan :
Ø
Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
Ø
Menyajikan materi sebagai pengantar.
Ø
Guru menunjukan atau memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi.
Ø
Guru menunjuk atau memanggil siswa secara
bergantian memasang/mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.
Ø
Guru menanyakan alasan /dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
Ø
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Ø
Kesimpulan.
7. Model pembelajaran kooperatif : Problem solving
Problem solving
( pembelajaran berbasis masalah ) merupakan pendekatan pembelajaran yang menggiring siswa untuk dapat menyelesaikan
masalah. Masalah dapat diperoleh dari guru atau dari siswa.dalam proses
pembelajarannya siswa dilatih untuk kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah
serta difokuskan pada membangun struktur kognitif siswa.
8. Model pembelajaran kooperatif : Team Games Tournament ( TGT)
Pada
pembelajaran ini , peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil
beranggotakan empat peserta didik yang masing-masing anggotanya melakukan
turnamen pada kelompoknya masing-masing. Pemenang turnamen adalah peserta didik
yang paling banyak menjawab soal dengan benar dalam waktu yang paling cepat.
9. Model pembelajaran kooperatif TWO STAY TWO STAY
Model ini
diajukan oleh spencer kagan (1992). Dimana dalam model ini memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok
lain.
Langkah-langkah
pelaksanaan :
Ø
Siswa bekerjasama dalam kelompok yang berjumlah
4 orang
Ø
Setelah selesai maka dua orang dari
masing-masing kelompok menjadi tamu kelompok yang lain.
Ø
Dua orang yang tinggal dalam kelompok membagikan
hasil kerja dan informasi kepada tamu.
Ø
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan hasil temuan merena dan kelompok lainnya
Ø
Kelompok mencocokakan dan membahas hasil kerja
mereka.
10. Model pembelajaran kooperatif : Cooperative Integrated Reading
and Composition
Cooperative Integrated Reading and Composition
Model pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan peserta didik,dan dalam
proses pembelajarannya bertujuan membangun kemampuan peserta didik untuk
membaca dan menyusun rangkuman berdasarkan materi yang dibacanya.
11. Model pembelajaran
kooperatif : Group Investigation.
Dikembangkan
oleh Sharan (1992), dengan langkah-langkah :
Ø
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok
heterogen.
Ø
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok.
Ø
Guru memanggil ketua kelompok dan setiap
kelompok mendapat tugas satu materi
Ø
Masing-masing kelompok membahas materi yang ada
secara kooperatif yang bersifat penemuan.
Ø
Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok
menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
Ø
Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus
memberikan kesimpulan.
Ø
Evaluasi.
Ø
Penutup.
12. Model pembelajaran
kooperatif INSIDE OUTSIDE CIRCLE ( IOC )
DIKEMUKAKAN
OLEH Spancar Kagan.dimana pada pembelajaran ini siswa saling membagi informasi
pada saat bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
Langkah-langkah
pembelajaran :
Ø
Separuh kelas berdiri dan membentuk lingkaran
kesil dan menghadap keluar.
Ø
Separuh yang lain membentuk lingkaran diluar
lingkaran pertama dan menghadap kedalam.
Ø
Dua siswa berpasangan dari lingkaran kecil dan
besar berbagai informasi ,pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan.
Ø
Kemudian siswa yang berada pada lingkaran kecil
diam ditempat, sementara siswa yang berada pada lingkaran besar bergeser satu
atau dua langkah searah jarum jam.
Ø
Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran
besar yang membagi informasi dan seterusnya.
13. Model pembelajaran kooperatif : Cooperative Script ( CS )
Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Dansereau,dkk (1995). Dalam
pembelajaran ini siswa berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dsipelajari.
Langkah-langkah :
Ø
Guru membagi siswa berpasangan.
Ø
Guru membagi wacana atau materi tiap siswa untuk
dibaca dan membuat ringkasan.
Ø
Guru dan siswa menetpkan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
14. Model pembelajaran kooperatif : Make a Match ( mencari pasangan
)
Dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic
dalam suasana yang menyenangkan.
Langkah-langkah
penerapannya :
Ø
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topic yang cocok untuk sesi review,satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban.
Ø
Setiap siswa mendapat sebuah kartu yang
bertuliskan soal/jawaban.
Ø
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu
yang dipegang.
Ø
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok
dengan kartunya.
Ø
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi poin.
Ø
Setelah satu babak,kartu dikocok lagi agar tiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,demikian seterusnya.
Ø
Siswa juga bias bergabung dengan 2 atau 3 siswa
lainnya yang memegang kartu uang cocok.
Ø
Guru bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan terhadap materi pelajaran.
15.
Model pembelajaran
kooperatif Snowball throwing.
Adapun
langkah-langkah pelaksanaannya :
Ø
Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan.
Ø
Guru membentuk kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
Ø
Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudian menyampaikan materi yang akan diajarkan
guru kepada temannya.
Ø
Kemudian masing-masing siswa diberi satu lembar
kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang bersangkutan dengan
materi dan sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
Ø
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut
dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa kepada siswa lain selama
kurang lebih 15 menit.
Ø
Setelah siswa mendapat satu boal/satu pertanyaan
yang diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
Ø
Evaluasi
Ø
Penutup
16. The Williams
Tipe model pembelajaran
kooperatif The Williams mengajak siswa melakukan kolaborasi untuk menjawab
sebuah pertanyaan besar yang merupakan sebuah tujuan pembelajaran. Pada model
pembelajaran ini siswa dikelompok-kelompoknya secara heterogen seperti pada tipe
STAD. Kemudian setiap kelompok diberikan pertanyaan yang berbeda-beda dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang memungkinkan siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
17. Three-Step Interview
(Wawancara Tiga Langkah)
Pada model pembelajaran
kooperatif tipe three-step interview (disebut juga three problem-solving)
dilakukan 3 langkah untuk memecahkan masalah. Pada langkah pertama guru
menyampaikan isu yang dapat memunculkan beragam opini, kemudian mengajukan
beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas. Langkah kedua,
siswa secara berpasangan bermain peran sebagai pewawancara dan orang yang
diwawancarai. Kemudian, di langkah yang ketiga, setelah wawancara pertama
dilakukan maka pasangan bertukar peran: pewawancara berperan sebagai orang yang
diwawancarai dan sebaliknya orang yang tadi mewawancarai menjadi orang yang
diwawancarai. Setelah semua pasangan telah bertukar peran, selanjutnya setiap
pasangan dapat membagikan atau mempresentasikan hasil wawancara mereka kepada
seluruh kelas secara bergiliran. Tipe model pembelajaran kooperatif ini
(three-step interview) ini efektif untuk mengajarkan siswa problem solving
(pemecahan masalah).
Three-Minute Review (Reviu Tiga Langkah)
Model pembelajaran
kooperatif tipe three-step review efektif untuk digunakan saat guru berhenti
pada saat-saat tertentu selama sebuah diskusi atau presentasi berlangsung, dan
mengajak siswa mereviu apa yang telah mereka ungkapkan saat diskusi di dalam
kelompok mereka. Siswa-siswa dalam kelompok-kelompok itu dapat bertanya untuk
mengklarifikasi kepada anggota lainnya atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
anggota lain. Misalnya setelah diskusi tentang proses-proses kompleks yang
terjadi di dalam tubuh manusia misalnya pencernaan makanan, siswa dapat
membentuk kelompok-kelompok dan mereviu proses diskusi dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengklarifikasi.
18. Student Team Learning
(STL - Kelompok Belajar Siswa)
Model pembelajaran
kooperatif tipe student team learning ini dikembangkan di John Hopkins
University – Amerika Serikat. Lebih dari separuh penelitian tentang
pembelajaran kooperatif di sana menggunakan student team learning. Pada
dasarnya model pembelajaran kooperatif yang satu ini sama saja dengan model
pembelajaran kooperatif yang lain yaitu adanya ide dasar bahwa siswa harus
bekerjasama dan turut bertanggungjawab terhadap pembelajaran siswa lainnya yang
merupakan anggota kelompoknya. Pada tipe STL ini penekanannya adalah bahwa
setiap kelompok harus belajar sebagai sebuah tim. Ada 3 konsep sentral pada
model pembelajaran kooperatif tipe STL ini, yaitu: (1) penghargaan terhadap
kelompok; (2) akuntabilitas individual; (3) kesempatan yang sama untuk
memperoleh kesuksesan. Pada sebuah kelas yang menerapkan model pembelajaran
ini, setiap kelompok dapat memperoleh penghargaan apabila mereka berhasil
melampaui ktiteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Akuntabilitas individual
bermakna bahwa kesuksesan sebuah kelompok bergantung pada pembelajaran yang
dilakukan oleh setiap individu anggotanya. Pada model pembelajaran tipe STL,
setiap siswa baik dari kelompok atas, menengah, atau bawah dapat memberikan
kontribusi yang sama bagi kesuksesan kelompoknya, karena skor mereka dihitung
berdasarkan skor peningkatan dari pembelajaran mereka sebelumnya.
19. LT (Learnig Together)
Orang yang pertama kali mengembangkan
jenis model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (Belajar Bersama)
ini adalah David johnson dan Roger Johnson di Universitas Minnesota pada tahun
1999. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, siswa dibentuk
oleh 4 – 5 orang siswa yang heterogen untuk mengerjakan sebuah lembar tugas.
Setiap kelompok hanya diberikan satu lembar kerja. Mereka kemudian diberikan
pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. Pada model
pembelajaran Kooperatif dengan variasi seperti Learning Together ini, setiap
kelompok diarahkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan untuk membangun kekompakan
kelompok terlebih dahulu dan diskusi tentang bagaimana sebaiknya mereka
bekerjasama dalam kelompok.
20. Write Around (Menulis
Berputar)
Model pembelajaran kooperatif tipe write
around ini cocok digunakan untuk menulis kreatif atau untuk menulis simpulan.
Pertama-tama guru memberikan sebuah kalimat pembuka (contohnya: Bila kamu akan
berulang tahun, maka kamu akan meminta hadiah berupa...). Mintalah semua siswa
dalam setiap kelompok untuk menyelesaikan kalimat tersebut. Selanjutnya mereka
ia menyerahkan kertas berisi tulisannya tersebut ke sebelah kanan, dan membaca
kertas lain yang mereka terima setelah diserahkan oleh kelompok lain, kemudian
menambahkan satu kalimat lagi. Setelah beberapa kali putaran, maka akan
diperoleh 4 buah cerita atau tulisan (bila di kelas dibentuk 4 kelompok).
Selanjutnya beri waktu bagi mereka untuk membuat sebuah kesimpulan dan atau
mengedit bagian-bagian tertentu, kemudian membagi cerita atau simpulan itu
dengan seluruh kelas. Write around adalah modifikasi dari model pembelajaran
kooperatif go around.
Round Robin Brainstorming atau Rally
Robin
Contoh pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif Round Robin Brainstorming misalnya : berikan sebuah kategori
(misalnya “nama-nama sungai di Indonesia) untuk didiskusikan. Mintalah siswa
bergantian untuk menyebutkan item-item yang termasuk ke dalam kategori tersebut.
Tulisannya informatif, dapat memberikan pencerahan, terimakasih
BalasHapusLengkap sekali. Terimakasih sudah memberi informasi. Semoga berkah terus yaa..
BalasHapusBest 10 Sports Toto bets for Tuesday - Sporting 100
BalasHapusWe have selected the top baoji titanium 10 best sports toto bets on Wednesday. 바카라 사이트 주소 We have 슬롯 가입 머니 selected the best 10 sports toto bets on Wednesday. 토토 사이트 코드 We have selected the w88 best